Ini Dia Investasi Yang Pasti Untung! - Eh, Tapi Memangnya Ada?
“eh, aku punya uang lebih nih.
Diapain ya enaknya?” Ini pertanyaan yang umum banget
ditanyain sama teman-teman saya
“emang kamu mau buat apa? Dan mau
yang kayak gimana?” Saya jawab secara sponton
“hm, gak tau sih. Pengen yang
banyak returnya. Terus resikonya kecil. Biar cepet
kaya. Ada gak?”
Saya langsung tepok jidat denger
jawaban semacam ini. Dan ini bukan sekali dua kali,
tapi sering. Yang perlu digaris bawahi dalam
percakapan ini adalah, Bahwa dia punya uang lebih, tapi
gak tau mau diapain uangnya.
Masih mending sih ini masalahnya,
punya uang lebih. Yang pusing itu kalau punya utang
banyak tapi gak tau gimana bayarnya. Pusing dah tuh. Tapi memang tidak bisa dipungkiri,
bahwa siapapun pasti Mencari cara agar uangnya bisa
diinvestasikan ke tempat yang bisa memberikan return tinggi, dan dengan
resiko minim.
Seperti yang digembar-gemborkan
motivator diluar sana, Investasi yang banyak, biarkan
uang bekerja untuk kita, jadi kita gak perlu kerja keras. Tinggal rebahan di rumah bisa
dapet duit.
Namun sayangnya, fakta hidup bisa
jadi tidak seindah ucapan manis motivator di seminar mlm. Atau agen-agen asuransi atau
broker investasi, yang padahal mah mereka juga dapet duit itu dari komisi
jualannya, bukan dari return investasinya.
Bisnis dan investasi memang adalah
kendaraan ideal menuju kebebasan finansial. Dan memang betul bahwa kalau ingin
memiliki kebebasan finansial, Pondasi bisnis dan investasi yang
kokoh mutlak dibutuhkan.
Namun, dua kendaraan ini amat
sulit untuk dikendarai, dan butuh skill ekstra. Setiap pebisnis sukses, dan
investor sukses, paham betul beratnya mengelola dua hal ini. Oleh karena itu, wajib bagi kita
untuk memahami segala aturan mainnya, Dan segala resiko terburuk yang
mungkin akan muncul, termasuk hilangnya sebagian atau seluruh modal yang ditanamkan.
Jangan mau ujuk-ujuk menyerahkan
seluruh uang simpanan kita, Yang sudah didapat dengan kerja
keras banting tulang setiap hari, Kepada siapapun untuk bisnis
apapun, tanpa mempelajari skemanya, Mengetahui resikonya, dan
menyiapkan jaring pengaman bagi diri kita sendiri.
Apalagi ke agen asuransi atau agen
broker investasi. Saya gak bilang mereka semua jelek
loh ya. Ada juga agen-agen ini yang keren,
dan produknya berkinerja baik. Tapi jumlahnya barangkali bisa
dihitung jari saja.
Diluar sana itu banyak banget
oknum yang jago memanfaatkan kepolosan orang-orang
gak ngerti finansial, yang pengen investasi duitnya
dengan iming-iming imbal Hasil 25% dalam setahun, dan minim
atau bahkan tanpa resiko.
Padahal bisa jadi, mereka itu
dapet duitnya dari komisi jualan, Gajian rutin bulanan, atau dari
htm tiket seminar di hotel-hotel mewah itu. Lalu tidak lama setelahnya,
perusahaan tersebut Diciduk polisi karena terindikasi
investasi bodong, Atau dimainin di saham gorengan
yang anjloknya bisa jauh banget.
Lalu ketika rugi, berdalih kepada
investor dengan seribu satu alasan “oh iya, ekonomi lagi gak menentu”.
Atau “aturan pemerintah lagi sulit” atau “bisnis ini lagi
sepi peminatnya”.
Kalau oknum itu mah gak ada
masalah, mau investasinya untung atau rugi. Mereka gak peduli. Karena toh sudah dapat komisi
sejak awal investor menanamkan modalnya. Padahal kalau sekiranya kita mau
lebih cerdas sedikit saja, Dan tidak keburu tergiur bujuk
rayu oknum agen investasi bodong, Mudah saja kita mendeteksi
kejanggalan investasi tersebut.
Jika memang betul ada investasi
yang bisa memberikan imbal hasil diatas 25% dalam setahun, Dengan minim atau bahkan tanpa
resiko sama sekali, Buat apa mereka sibuk cari nasaba,
hah?
Buat apa? Capek-capekin aja.
Mending pinjam duit ke bank
sekalian aja. Bank bisa kasih dana pinjaman
dengan bunga 17% setahun. Kalau investasi itu betul bisa
kasih profit 25% setahun, Dan bunga bank 17% setahun, Maka masih ada selisih untung
profitnya.
Gak perlu mereka pusing cari
investor dan nasabah. Tinggal ongkang-ongkang kaki aja
sambil santai di pantai. Tapi, ya mereka gak bakal lah
pinjam uang ke bank. Mereka mungkin akan bilang:
“kami ingin bapak/ibu juga
menikmati profit dari investasi kami”
Padahal faktanya mah, bank itu
pinter, gak bisa dibodohin dengan mekanisme investasi bodong
ala mereka.
Komentar