Gula, Manfaatnya Tidak Semanis Rasanya.
Menjadi negara yang menduduki peringkat ke-7 pengidap diabetes terbanyak didunia dengan lebih dari 10 juta penderita (tahun 2015) tentunya membuat kita tidak boleh menyepelekan penyebab terbesar non-communicable diseases yang satu ini, yaitu gula.
Jangan salah kaprah tentang faktor penyebab diabetes (tipe 2) gara-gara ada iklan di TV yang mengatakan "keturunan diabetes 6x lebih beresiko terkena diabetes". Kita harus sadar bahwa Diabetes tipe 2 adalah penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup. Hanya sebagian kecil saja yang benar benar karena keturunan (kurang dari 3%).
Satu-satunya alasan mengapa mereka yang punya riwayat diabetes dalam keluarga punya potensi 6x atau bahkan lebih terkena diabetes adalah, karena mereka yang hidup di lingkungan yang sama, dengan pola makan sama dan gaya hidup sama, maka otomatis penyakitnya juga sama.
Bicara tentang gula, rasanya kita harus lebih legowo untuk mengakui bahwa masih banyak rakyat Indonesia yang belum terdidik (bisa jadi kita sendiri) tentang gula. Banyak yang masih menganggap bahwa gula adalah si manis yang bermanfaat karena memberi energi bagi tubuh. Bahkan banyak pula produk-produk kemasan yang melabelkan dirinya "mengandung gula asli", sehingga masyarakat menjadi salah kaprah dan beranggapan "wah gula asli nih, lebih sehat!."
Padahal, belum tentu begitu. Gula asli memang bisa jadi lebih baik (bukan lebih sehat) daripada pemanis buatan. Namun hal ini kembali kepada batas aman konsumsi maksimal bahan tesebut.
Hidup di Indonesia dimana regulasi tentang makanan dan obat-obatan belum diterapkan dengan intensif, baik karena pemerintah yang memang belum secara tegas menerapkan peraturan atau masyarakat yang memang masih abai dan masa bodo dengan hal ini, membuat kita mau tidak mau harus berfikir dan bertindak lebih cerdas.
Rendah kalori yang digembar-gemborkan produk kemasan pabrik diluar sana sama sekali tidak mengindikasikan bahwa produk tersebut lebih sehat. Faktanya, masih banyak produk yang di klaim rendah kalori tapi komposisi gulanya, alamak jumlahnya gak karuan, rendah (bahkan tanpa) nutrisi, dan seabreg pengawet kimia yang kita asing dengannya membuat produk tersebut tahan hingga bertahun-tahun di rak supermarket.
Sehat? sama sekali tidak.
Menurut banyak sekali sumber kredibel diluar sana, seperti contohnya disini, disini, dan film dokumenter yang satu ini, "wajah" gula yang sesungguhnya dibongkar.
Gula tidak se sehat yang kita kira.
well, mungki banyak yang sudah tau bahwa gula memang tidak sehat. Tapi mungkin banyak yang belum sadar kalau gula itu lebih berbahaya daripada yang kita bayangkan.
Gula 6 kali lipat lebih membuat ketagihan dibandingkan kokain. Gula adalah makanan utama untuk kanker, dan mikroorganisme buruk bagi tubuh. Gula membuat tubuh kita lebih cepat mengalami penuaan. Gula juga membuat kita obesitas, yang tentunya sangat berpotensi menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
40% biaya kesehatan dihabiskan oleh mayoritas orang Amerika karena penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh gula. Membatasi, bahkan menghentikan sama sekali konsumsi gula rafinasi bisa menyelamatkan hidup kita.
WHO sebagai organisasi kesehatan dunia sadar betul bahaya konsumsi gula berlebih bagi masyarakat. Pada tahun 2015 lalu WHO merilis panduan baru terkait konsumsi gula bagi anak-anak dan dewasa yaitu tidak lebih dari 25 gram perhari (6 sendok teh).
Sayangnya Kementrian Kesehatan RI nampaknya belum menaruh perhatian lebih terhadap bahaya gula bagi kesehatan. Batas aman konsumsi gula menurut kemenkes RI adalah 50 gram per hari, dua kali lipat dari yang disarankan WHO. tentu menjadi PR besar untuk dievaluasi mengingat negeri ini menempati peringkat ke-7 pengidap diabetes terbesar didunia.
Kalau kamu beranggapan bahwa konsumsi 25 gram adalah hal yang mudah dan 6 sendok teh gula itu banyak, coba pikir lagi. Ketika dikatakan "6 sendok teh", maka maksudnya tentu bukan benar-benar 6 sendok teh gula pasir.
Jangan lupa bahwa gula bisa terdapat dimana saja, termasuk nasi, roti, kue, dan mie.
Satu botol 500ml teh hijau yang "katanya" sehat karena punya antioksidan mengandung 42 gram gula. Satu potong kue cokelat bisa mengandung 30 gram gula. Selain itu, siapa sangka bahwa satu porsi sandwitch BBQ di restauran fastfood bisa mengandung lebih dari 35 gram gula?
Dulu saya pecandu gula. Biskuit cokelat seperti Oreo adalah favorit saya. paling tidak saya bisa menghabiskan 3 sampai 6 bungkus biskuit semacam itu sendirian dalam sebulan. Kesehatan tubuh saya tidak begitu baik. Paling tidak setahun dua kali saya pasti kena Flu. Jam tidur berantakan dan mudah sekali lelah.
Tapi sudah sejak 2 tahun belakangan ini Saya mengurangi gula. Saya hampir-hampir tidak pernah minum-minuman kemasan selain air mineral. Saya tidak pernah menambahkan gula pada teh atau kopi, juga sudah 100% tidak minum soft drink/soda. Bagaimana dengan biskuit cokelat? Sekarang makan dua atau tiga keping saja sudah cukup membuat saya mual.
And now I have a great health!
Saya jarang sekali sakit. Kalaupun merasa tidak enak badan, tidur malam yang cukup akan membuat tubuh saya segar bugar keesokan paginya. Saya punya banyak stamina, tidak mudah lelah, lebih mudah konsentrasi, dan punya tubuh yang lebih ramping. I love it!
Jadi, siap untuk membatasi konsumsi gula?
Jangan salah kaprah tentang faktor penyebab diabetes (tipe 2) gara-gara ada iklan di TV yang mengatakan "keturunan diabetes 6x lebih beresiko terkena diabetes". Kita harus sadar bahwa Diabetes tipe 2 adalah penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup. Hanya sebagian kecil saja yang benar benar karena keturunan (kurang dari 3%).
Satu-satunya alasan mengapa mereka yang punya riwayat diabetes dalam keluarga punya potensi 6x atau bahkan lebih terkena diabetes adalah, karena mereka yang hidup di lingkungan yang sama, dengan pola makan sama dan gaya hidup sama, maka otomatis penyakitnya juga sama.
Bicara tentang gula, rasanya kita harus lebih legowo untuk mengakui bahwa masih banyak rakyat Indonesia yang belum terdidik (bisa jadi kita sendiri) tentang gula. Banyak yang masih menganggap bahwa gula adalah si manis yang bermanfaat karena memberi energi bagi tubuh. Bahkan banyak pula produk-produk kemasan yang melabelkan dirinya "mengandung gula asli", sehingga masyarakat menjadi salah kaprah dan beranggapan "wah gula asli nih, lebih sehat!."
Padahal, belum tentu begitu. Gula asli memang bisa jadi lebih baik (bukan lebih sehat) daripada pemanis buatan. Namun hal ini kembali kepada batas aman konsumsi maksimal bahan tesebut.
Hidup di Indonesia dimana regulasi tentang makanan dan obat-obatan belum diterapkan dengan intensif, baik karena pemerintah yang memang belum secara tegas menerapkan peraturan atau masyarakat yang memang masih abai dan masa bodo dengan hal ini, membuat kita mau tidak mau harus berfikir dan bertindak lebih cerdas.
Rendah kalori yang digembar-gemborkan produk kemasan pabrik diluar sana sama sekali tidak mengindikasikan bahwa produk tersebut lebih sehat. Faktanya, masih banyak produk yang di klaim rendah kalori tapi komposisi gulanya, alamak jumlahnya gak karuan, rendah (bahkan tanpa) nutrisi, dan seabreg pengawet kimia yang kita asing dengannya membuat produk tersebut tahan hingga bertahun-tahun di rak supermarket.
Sehat? sama sekali tidak.
Menurut banyak sekali sumber kredibel diluar sana, seperti contohnya disini, disini, dan film dokumenter yang satu ini, "wajah" gula yang sesungguhnya dibongkar.
Gula tidak se sehat yang kita kira.
well, mungki banyak yang sudah tau bahwa gula memang tidak sehat. Tapi mungkin banyak yang belum sadar kalau gula itu lebih berbahaya daripada yang kita bayangkan.
Gula 6 kali lipat lebih membuat ketagihan dibandingkan kokain. Gula adalah makanan utama untuk kanker, dan mikroorganisme buruk bagi tubuh. Gula membuat tubuh kita lebih cepat mengalami penuaan. Gula juga membuat kita obesitas, yang tentunya sangat berpotensi menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
40% biaya kesehatan dihabiskan oleh mayoritas orang Amerika karena penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh gula. Membatasi, bahkan menghentikan sama sekali konsumsi gula rafinasi bisa menyelamatkan hidup kita.
WHO sebagai organisasi kesehatan dunia sadar betul bahaya konsumsi gula berlebih bagi masyarakat. Pada tahun 2015 lalu WHO merilis panduan baru terkait konsumsi gula bagi anak-anak dan dewasa yaitu tidak lebih dari 25 gram perhari (6 sendok teh).
Sayangnya Kementrian Kesehatan RI nampaknya belum menaruh perhatian lebih terhadap bahaya gula bagi kesehatan. Batas aman konsumsi gula menurut kemenkes RI adalah 50 gram per hari, dua kali lipat dari yang disarankan WHO. tentu menjadi PR besar untuk dievaluasi mengingat negeri ini menempati peringkat ke-7 pengidap diabetes terbesar didunia.
Kalau kamu beranggapan bahwa konsumsi 25 gram adalah hal yang mudah dan 6 sendok teh gula itu banyak, coba pikir lagi. Ketika dikatakan "6 sendok teh", maka maksudnya tentu bukan benar-benar 6 sendok teh gula pasir.
Jangan lupa bahwa gula bisa terdapat dimana saja, termasuk nasi, roti, kue, dan mie.
Satu botol 500ml teh hijau yang "katanya" sehat karena punya antioksidan mengandung 42 gram gula. Satu potong kue cokelat bisa mengandung 30 gram gula. Selain itu, siapa sangka bahwa satu porsi sandwitch BBQ di restauran fastfood bisa mengandung lebih dari 35 gram gula?
Dulu saya pecandu gula. Biskuit cokelat seperti Oreo adalah favorit saya. paling tidak saya bisa menghabiskan 3 sampai 6 bungkus biskuit semacam itu sendirian dalam sebulan. Kesehatan tubuh saya tidak begitu baik. Paling tidak setahun dua kali saya pasti kena Flu. Jam tidur berantakan dan mudah sekali lelah.
Tapi sudah sejak 2 tahun belakangan ini Saya mengurangi gula. Saya hampir-hampir tidak pernah minum-minuman kemasan selain air mineral. Saya tidak pernah menambahkan gula pada teh atau kopi, juga sudah 100% tidak minum soft drink/soda. Bagaimana dengan biskuit cokelat? Sekarang makan dua atau tiga keping saja sudah cukup membuat saya mual.
And now I have a great health!
Saya jarang sekali sakit. Kalaupun merasa tidak enak badan, tidur malam yang cukup akan membuat tubuh saya segar bugar keesokan paginya. Saya punya banyak stamina, tidak mudah lelah, lebih mudah konsentrasi, dan punya tubuh yang lebih ramping. I love it!
Jadi, siap untuk membatasi konsumsi gula?
Iklan ada di sini
kunungi website kami yaa
BalasHapuswww.winapack.com