Begini Cara Bandar Saham Di Pasar Modal Beraksi! Wajib Baca!
Okee, mau dibikin
naik berapa?
Yaaa, 300%,
dalam 2 atau 3 minggu lah kira-kira. Bisa?
Bisaaa,
gampang itu mah. Tapi nanti gw minta komisinya ya.
Jadi,
begitulah mungkin kira-kira percakapan antara company yang mau ipo, Dengan
bandar saham, biar harga saham mereka bisa melonjak. Ini
percakapan orang dalem yang biasa banget dalam dunia pasar saham. Dimana
perusahaan minta bantuan sama bandar saham, Biar harga
saham perusahaaanya dibikin naik.
Tidak hanya
saat mau ipo, tapi bisa juga saat suatu perusahaan Memutuskan
mau ambil aksi korporasi tertentu. Misalnya mau
merger, ganti kebijakan, atau ganti jajaran direksi tertentu. Atau, bisa
juga memang si bandarnya melihat suatu peluang akibat kebijakan politik
pemerintah, Sehingga dia
mainin saham yang sekiranya akan memberi dampak baik bagi perusahaan tersebut.
Misalnya,
pemerintah menerbitkan peraturan yang bisa menguntungkan perusahaan tambang. Nah,
langsung tuh saham perusahaan tambang dimainin sama bandar-bandar ini.
Cara
kerjanya, kurang lebih begini. Karena punya
banyak uang, bandar bisa menciptakan ilusi demand Bandar akan
beli saham perusahaan tersebut, secara bertahap. Dan mereka
itu sudah punya target harga mau dibikin jadi berapa. Jadi, secara
sistem di aplikasi trading saham, Saham
perusahaan tersebut akan bannyak pergerakan.Banyak demandnya,
sehingga harga akan naik pelan-pelan.
Padahal awal
mula yang beli saham itu ya bandar itu sendiri. Terus,
gimana caranya bandar bisa dapet untung?
Nah dari
sini, investor saham amatir perseorangan yang baru belajar trading, Atau bisa
juga perusahaan manajer investasi lain yang coba peruntungan, Akan tergoda
untuk beli saham yang dimainin sama bandar itu.
Karena, ya
harganya kan lagi melonjak tinggi. Terus
didukung juga sama berita berita positif dari media. Tentunya ini
bikin banyak orang tergoda dan ikut arus permainan bandar.
Hari pertama
sampai hari kedua, biasanya adalah hari bandar mulai menggoreng saham tersebut. Misal
anggaplah harga saat itu dimainin sekitar 500 sampai 600 rupiah perlembar
saham.
Masuk hari
ke 3, investor lain mulai mencium aroma wangi gorengan si bandar. Sehingga
mereka mulai ikutan beli saham tersebut. Harga mulai
naik dari 600 perlembar. Jadi 700,
800, 900, sampai 1000 perlembar.
Hari ke 4,
karena dilihat makin menarik saham ini, Investor
lain mulai coba-coba peruntungan untuk masuk dan ikutan beli. Harga mulai
naik lagi, jadi 1200, 1350, sampai 1500. Horee, semua
orang senang.
Nah.., dari
sini, si bandar mulai melihat bahwa kayaknya Udah mulai
susah naik lagi nih harganya. Jadi bisa
dibilang, marketnya udah mencapai puncak. Lalu, tentu
bisa mulai ditebak apa yang dilakukan sama bandar.
Bandar mulai
jualin semua saham yang mereka punya, Mulai keluar
dari saham tersebut, dan pastinya mendapat profit yang besar. Bayangin,
jika saat itu bandar beli saham di harga 600 rupiah per lembar. Saat mereka
jual, harganya udah 1500 rupiah per lembar. Untungnya
udah 100% s/d 150%.
Karena
bandar ini punya porsi besar, maka ketika mereka keluar dari market, Harga saham
itu juga akan langsung turun. Grafik
sahamnya langsung merah dalam sekejap. Investor-investor
yang pemula atau sebatas coba peruntungan, Biasanya
akan langsung panik lihat portofolio yang tiba-tiba merah.
Pilihannya
hanya dua. Tahan, atau cut loss
Kebayang
kan, misalnya si investor itu beli ketika harganya lagi di puncak, Di harga
1500 per lembar saham. Terus,
besoknya atau jangankan besoknya deh. Bisa jadi 3
jam setelahnya, Harga
langsung anjlok jadi 1000 per lembar.
Berusaha
untuk tahan diri untuk gak cut loss, Eh ternyata
besoknya, malah anjlok lagi jadi tinggal 700 per lembar.
Makin panik
deh pasti. Apalagi kalau
tidak diimbangi dengan manajemen keuangan yang baik. Dimana
sebagian portofolionya disimpan disana. Wah makin
kacau, dia benar-benar terjebak dalam permainan si bandar saham.
Jadi, kita
masuk ke pertanyaan penting. Kalau memang
mekanisme kerjanya begitu, Apakah pasar
saham seberbahaya itu dan Kita gak
bisa dapet cuan atau profit dari pasar saham?
Kita bahas
di artikel yang selanjutnya ya.
Komentar