BANGKITNYA KESADARAN
Kita
semua tahu bahwa 2020 menjadi Tahun yang sangat menantang bagi seluruh
masyarakat di Dunia, tak terkecuali Indonesia.
Mulai
dari Bencana alam, hingga tentu saja, pandemi Covid yang menyebabkan lebih dari
3 juta pekerja di Indonesia “Dirumahkan”.
Tidak
hanya itu, ratusan ribu perusahaan baik skala kecil hingga besar, terpaksa
gulung tikar atau menutup drastis jumlah cabangnya.
Pemerintah
juga berusaha keras mengatasi perlambatan ekonomi selama masa pandemik dengan
cara memberi insentif bagi BUMN, UMKM, juga BLT untuk masyarakat miskin, agar
nafas perekonomian bisa tetap berhembus.
Tidak
tanggung-tanggung, anggaran Dana yang digelontorkan pemerintah jumlahnya
mencapai 695 Triliun rupiah untuk menangani Covid19,
yang
terdiri dari 87.5 Triliun untuk Kesehatan,
203,9 triliun
untuk biaya perlindungan sosial,
120,6 triliun
untuk relaksasi pajak dunia usaha,
123,46
Triliun untuk UMKM,
53,57 Triliun
untuk koperasi,
dan juga
106,11 triliun untuk keperluan lain lain bagi pemerintah daerah dan kementrian.
Lalu sumber
dana yang hampir 700 triliun itu dari mana?
Tentu itu
bukan jumlah uang yang sedikit,
apalagi dalam
situasi pandemik seperti ini,
kas negara
tentunya mengalami defisit akibat meningkatnya pengeluaran pemerintah, dan
berkurangnya pemasukan terutama dari pajak akibat banyaknya setor usaha yang
tutup.
Beberapa
sumber pendanaan diambil dari SAL atau Sisa Anggaran Lebih,
Dana abadi
pemerintah seperti program LPDP,
Badan Layanan
Umum (BLU),
dan tentu
saja penerbitan surat utang negara.
Hal ini juga
menyebabkan utang Indonesia meningkat menjadi Rp 5.603 Triliun per April 2020.
Haduh, utang
segitu kapan ya bisa lunas.
Kasian sama
anak cucu kalau dibiarin.
Bahkan, mau
bayar bunga hutangnya aja, mungkin udah engap-engapan.
Jadi, Tahun
2020 ini adalah tantangan yang cukup berat.
Bisnis banyak
yang tutup, karyawan banyak di PHK,
belanja
pemerintah membengkak untuk menangani Covid,
pemasukan kas
negara dari pajak juga berkurang karena bisnis pada tutup,
dan utang
negara juga membengkak.
Jelas saja
hal ini membuat prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai -0.4% oleh Bank
Dunia, dan Indonesia terancam masuk dalam jurang resesi.
Namun apakah
nasib perekonomian Indonesia akan terus terjungkal?
Bisa iya,
bisa juga tidak.
Betul bahwa
saat ini laju pertumbuhan ekonomi terhambat,
dan semua
pihak berjuang keras untuk sekedar bisa membuat dapur tetap mengebul.
Namun, setidak-tidaknya,
Namun, setidak-tidaknya,
saya Rasa
Indonesia masih bisa melihat secercah harapan di ujung jalan.
“there is a
light at the end of the tunnel”.
Bahkan, tahun
2020 bisa dibilang menjadi awal mula titik balik perjuangan bangsa Indonesia
untuk terus tumbuh dan maju di mata dunia.
Kok Bisa Gitu?
Hal ini
diakibatkan oleh mulai bangkitnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap dunia
ekonomi dan keuangan baik nasional maupun internasional.
Masyarakat
mulai sadar tentang betapa pentingnya membuat perencanaan keuangan.
Mulai mengawasi pemerintah dalam mengelola keuangan rakyat.
Mulai mengawasi pemerintah dalam mengelola keuangan rakyat.
mulai sadar
bahwa perusahaan tempat mereka bekerja,
tidak
selamanya bisa dikatakan “Aman”.
Dan masyarakat
pun sepertinya perlahan mulai sadar, bahwa ada yang salah dengan sistem ekonomi
saat ini, dan sistem ekonomi yang ada sekarang nampaknya sudah tidak lagi bisa
bekerja dengan optimal untuk mensejahterakan rakyat.
Tahun 2020
masih setengah jalan, dan tantangannya akan semakin berat.
Tapi, yuk
tetap semangat.
Iklan ada di sini
Komentar